Aku Memilih Utuh
Sumber foto: Pinterest
Beberapa tahun yang lalu banyak hal yang membuatku sakit. Berkali-kali terluka dan kecewa dengan skenario yang sudah ku buat sendiri. Rasanya tak ada sedikitpun celah untuk aku berhenti dari segala tangisan menjelang tidur sampai aku kembali terbangun di pagi hari. Tak jarang juga mimpi-mimpi berada di ruang gelap menghantui
Menjalani hari-hari dengan topeng senyuman yang menunjukkan bahwa setiap harinya aku sedang baik-baik saja dan mudah lupa dengan segala rasa sakit yang bersarang. Tak mampu aku ungkap, khawatir orang lain akan mengasihaniku
Lupa untuk menjadi manusia bagi diri sendiri. Setiap hari berusaha untuk membasuh luka orang lain, menyediakan sambutan dekap peluk terbaik bagi mereka, namun lupa untuk mendekap hangat diri sendiri
Seringkali juga aku terbangun dengan rasa lelah yang tak pernah berujung. Bagai selesai melakukan marathon mengelilingi stadion sampai berpeluh. Tapi aku selalu urung untuk bertanya kepada diri sendiri 'apakah kamu runtuh atau tetap utuh?'
Namun seiring berjalannya waktu. Tahun ke tahun, aku mulai bisa menerima segalanya.
Gak mudah memang. Prosesku ternyata cukup memakan waktu yang lumayan lama.
Hingga sadar bahwa ada trauma baru yang tertanam di diri ini. Melalui proses denial, marah, pasrah, depresi, hingga akhirnya di tahun 2023 baru ku temukan sebuah penerimaan pada diri
Setelahnya aku baru mulai sadar untuk membentengi diri lebih-lebih lagi. Tak banyak bergantung dengan orang lain. Banyak melakukan hal-hal sendiri. Mulai kembali menemukan hobi-hobi yang semakin membuatku bahagia. Membangun standar-standar diriku sendiri. Membuat batasan. Pokoknya aku tetap menjadi orang yang menyenangkan, namun cuek. Cuek disini dalam hal-hal negatif. Cuek dalam hal yang kemungkinan kembali membuat aku kembali kehilangan diriku sendiri
Aku memang pernah kehilangan diri sendiri (pasti kita semua pun pernah ya kan?), tapi kehilangan yang kemarin membuatku merasa diriku utuh. Karena aku mulai jago (asiqqqq) untuk meromantisasi hidup, banyak merayakan suka juga dukaku dengan caraku sendiri
Trauma itu? Tentu masih ada. Tapi setidaknya, diriku perlahan-lahan sudah mulai kembali. Belum 100 persen memang. Tak jarang pun aku sesekali masih takut ngehadapinnya. Tapi aku yakin, salah satu cara untuk sembuh ya harus dihadapin. Tentu dengan merubah atau memperbaiki hal-hal yang menurutku sebelumnya ku anggap bodoh karena aku udah melakukan kesalahan itu. Aku belajar banyak atas izinNya
Tahun ini kita hidup dengan lebih banyak lagi kebahagiaan ya <3
Comments
Post a Comment